DEMAM PADA ANAK
Oleh: Dr. Siswani, M.Kes
1. DEFINISI
Demam adalah keadaan ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu tubuh normal. Demam adalah istilah umum, dan beberapa istilah lain yang sering digunakan adalah pireksia atau febris. Apabila suhu tubuh sangat tinggi (mencapai sekitar 40°C), demam disebut hipertermi.
Demam dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat lain, terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik atau pirogen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit.
2. FASE-FASE TERJADINYA DEMAM
Fase I: awal (awitan dingin atau menggigil)
· Peningkatan denyut jantung
· Peningkatan laju dan kedalaman pernafasan
· Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot
· Kulit pucat dan dingin karena vasokontriksi
· Merasakan sensasi dingin
· Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokontriksi
· Rambut kulit berdiri
· Pengeluaran keringat berlebihan
· Peningkatan suhu tubuh
Fase II: proses demam
· Proses menggigil lenyap
· Kulit terasa hangat / panas
· Merasa tidak panas atau dingin
· Peningkatan nadi dan laju pernafasan
· Peningkatan rasa haus
· Dehidrasi ringan hingga berat
· Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel saraf
· Lesi mulut herpetic
· Kehilangan nafsu makan ( jika demam memanjang )
· Kelemahan, keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme protein
Fase III: pemulihan
· Kulit tampak merah dan hangat
· Berkeringat
· Menggigil ringan
· Kemungkinan mengalami dehidrasi
3. PENGUKURAN SUHU TUBUH
Sebaiknya, kita tidak menentukan anak demam atau tidak semata-mata berdasarkan perabaan saja, karena tidak tertutup kemungkinan perabaan tangan kita bisa menyesatkan. Suhu tubuh bisa saja meningkat saat suhu di luar tinggi, atau anak bermain dengan aktivitas fisik yang tinggi. Sebaliknya, anak yang dehidrasi akan teraba dingin meski suhu di dalam tubuh meningkat.
Pengukuran suhu tubuh dengan menggunakan thermometer. Selain termometer kaca dengan merkuri, tersedia termometer digital, termometer untuk liang telinga, dan termometer fleksibel untuk ditempelkan di dahi. Bagaimana memilih termometer? Sebenarnya termometer kaca merkuri sangat akurat dan tidak mahal, tetapi atas dasar pencemaran lingkungan (bila termometer pecah), dianjurkan untuk tidak lagi dipergunakan. Alternatif yang aman dan akurat adalah termometer digital yang bisa dipergunakan di mulut, dimasukkan melalui anus (secara rektal), atau di ketiak. Alternatif lainnya adalah termometer telinga (tympanic thermometer) yang pemakaiannya mudah dan dengan cepat dapat mengukur temperatur di dalam liang telinga. Namun demikian, pengukuran termometer telinga tidak dianjurkan untuk bayi berusia kurang dari 3 bulan. Termometer dahi dalam bentuk lempengan plastik dapat dipakai menentukan ada tidaknya demam tetapi tidak akurat untuk menentukan temperatur secara tepat. Apapun tipe termometer yang dipergunakan, jangan mengukur suhu tubuh segera setelah mandi karena hasil pengukurannya akan terpengaruh.
Bagaimana cara pengukuran yang baik? Bayi dan anak berusia kurang dari 4 tahun belum bisa bekerjasama sehingga jangan lakukan pengukuran suhu di dalam mulut. Pada kelompok usia tersebut, pengukuran termometer dilakukan secara rektal, di ketiak, atau di telinga dengan termometer telinga. Pada anak yang lebih besar, pengukuran dapat dilakukan baik melalui rektal, ketiak, telinga, maupun mulut. Namun demikian, bila anak pilek hebat dan hidungnya tersumbat maka dia tidak bisa menutup mulutnya (karena ia bernafas melalui mulut), sebaiknya pergunakan pengukuran ketiak, telinga atau rektal.
Mengukur temperatur rektal
- Lumasi ujung termometer dengan jelly pelicin yang larut air (jangan pergunakan petroleeum jelly seperti vaselline)
- Baringkan anak di pangkuan anda atau di atas tempat yang rata dan agak keras
- Bersihkan termometer dengan kapas alkohol. Masukkan termometer ke dalam plastik yang mempunyai penutup (jika tersedia).
- Satu tangan memegang bagian bawah pantat anak agar tidak bergerak-gerak. Tangan yang lain memasukkan termometer melalui anus sejauh 1 – 2 cm, tetapi bila terasa ada tahanan, jangan masukkan lebih jauh dari 1 cm.
- Termometer dikepit di antara dua jari saat bagian tangan anda yang lain memegang pantat anak. Tenangkan anak/bayi, ajak bicara sambil anda memegang termometer tersebut.
- Tunggu sampai terdengar nada “beep” dan bacalah angka yang tertera
- Bersihkan sekret dengan tisu yang lembut. Bersihkan dengan gerakan memutar dari ujung ke pentolan. Buang tisu.
- Cuci termometer di air sabun yang hangat. Bilas di air dingin dan keringkan.
Mengukur temperatur di dalam mulut (oral)
- Bila anak baru saja minum atau makan, tunggu 20 – 30 menit sebelum mengukur temperatur di dalam rongga mulut.
- Pastikan tidak ada makanan, permen, dan lain-lain di dalam mulut anak anda
- Bersihkan termometer dengan kapas alkohol. Masukkan termometer ke dalam plastik yang mempunyai penutup (jika tersedia).
- Letakkan ujung termometer di bawah lidah sebelah pinggir sampai tengah rahang bawah, minta anak untuk mengatupkan bibirnya di sekeliling termometer. Ingatkan dia untuk tidak menggigit termometer atau berbicara saat ada termometer di dalam mulutnya. Minta anak untuk relaks dan bernafas biasa melalui hidung.
- Setelah terdengar nada beep, baca angka yang tertulis
- Bersihkan sekret dengan tisu yang lembut. Bersihkan dengan gerakan memutar dari ujung ke pentolan. Buang tisu.
- Cuci termometer di air sabun yang hangat. Bilas di air dingin dan keringkan.
Mengukur temperatur di ketiak
- Buka baju anak dan dalamannya (termometer harus menyentuh kulit, bukan baju)
- Bersihkan termometer dengan kapas alkohol
- Taruh termometer di ketiak, lipat tangan anak serongkan ke dada sehingga termometer terjepit
- Tunggu sampai terdengar nada “beep”. Baca angka yang tertera. Jangan lupa untuk membaca tanggal saat pengukuran dilakukan.
- Bersihkan termometer dengan tisu dengan cara gerakan memutar dari ujung ke pentolan. Buang tisu.
- Cuci termometer di air sabun yang hangat. Bilas di air dingin dan keringkan.
4. KOMPLIKASI
Sudah jelas, demam itu umumnya justru dibutuhkan sebagai salah satu bentuk perlawanan tubuh terhadap infeksi. Tetapi apakah ada sisi negatifnya? Tidak sedikit yg mengganggap demam sebagai momok yang menakutkan.
Kerugian yang bisa terjadi akibat demam:
- Dehidrasi – karena pada saat demam, terjadi peningkatan pengeluaran cairan tubuh sehingga dapat menyebabkan dehidrasi.
- Kejang demam, tetapi kemungkinannya sangat kecil. Selain itu, kejang demam hanya mengenai bayi usia 6 bulan sampai anak usia 5 tahun. Terjadi pada hari pertama demam, serangan pertama jarang sekali terjadi pada usia < 6 bulan atau > 3 tahun. Gejala: anak tidak sadar, kejang tampak sebagai gerakan-gerakan seluruh tangan dan kaki yang terjadi dalam waktu sangat singkat. Umumnya TIDAK BERBAHAYA, tidak menyebabkan KERUSAKAN OTAK.
Pada saat anak menggigil, anak tidak kehilangan kesadaran, tidak berhenti napasnya. Anak menggigil karena suhu demamnya akan meningkat.
Kejang akibat demam bersifat generalized (melibatkan seluruh tubuh), berlangsung sekejap, setelah kejang, anak segera sadar. Kejang akibat infeksi otak berlangsung lama, berulang-ulang, lehernya kaku, dan anak tetap tidak sadar sekalipun kejang sudah berhenti..
5. PENANGANAN DEMAM PADA ANAK DIRUMAH
Apa yang terpenting dalam menghadapi anak demam? Mencari tahu apa penyebab panasnya. Dengan mengetahui permasalahan, maka kita dapat bertindak secara rasional.
Berikut ini adalah prinsip utama tatalaksana demam – sesuai panduan Mayo Clinic USA:
- Umumnya demam tidak membahayakan jiwa. Hal utama yang perlu dilakukan adalah mengamati perilaku anak. Bila saat suhu tidak terlalu tinggi anak masih tetap aktif, masih riang, masih mau main, maka kita tidak perlu cemas.
- Jangan memberikan obat panas bila demam tidak tinggi
- Cegah kemungkinan terjadinya dehidrasi
- Mengetahui kapan harus cemas dan harus menghubungi dokter
6. PANDUAN PRAKTIS MENANGANI ANAK DEMAM
- Ruangan dijaga agar tidak panas, pasang kipas angin. Anak memakai baju yang tidak tebal
- Ekstra cairan, Minum sering: Air, air sup, jus buah segar.
- Bila sering muntah atau diare, beri minuman elektrolit: pedialyte, oralit
- Biarkan anak memakan apa yang dia inginkan, jangan dipaksa. Hindarkan makanan yang berlemak, makanan yang sulit dicerna.
- Tepid sponging (kompres air hangat)
- Anak tidak masuk sekolah, tetapi bukan berarti harus di tempat tidur seharian.
7. KOMPRES HANGAT UNTUK MENURUNKAN DEMAM
Kompres hangat akan menurunkan suhu anak dalam waktu 30 – 45 menit. Oleh karena itu, lakukanlah kompres hangat bila suhu anak sangat tinggi, atau anak muntah-muntah sehingga tidak dapat meminum obat, pernah kejang demam atau ada anggota keluarga dekat yang pernah kejang demam. Kompres hangat ini juga membantu anak agar lebih comfortable.
Bagaimana cara mengompres anak demam?
- Taruh anak di bath tub/ember mandi yang diisi air hangat bersuhu 30 – 32C; atau Usapkan air hangat di sekujur tubuh bayi/anak. Bila anak menolak, suruh duduk di ember/bath tub, beri mainan, ajak bermain
8. OBAT DEMAM
Sebelumnya sudah dikemukakan mekanisme kerja obat penurun demam dan kapan obat ini diberikan. Ada berapa macam obat penurun panas. Tabel di bawah menunjukkan beberapa obat demam yang tersedia di Indonesia.
Ibuprophen | Acetaminophen (parasetamol) | Acetosal (aspirin) | Metamizole mis: antalgin | |
Efek | nyeri, demam, fever Inflamasi |
demam, nyeri | Nyeri demam | Nyeri, demam, inflamasi |
Dosis | 5 – 10 mg/kg | 10 – 15 mg/kg | ||
Efek samping | Iritasi lambung/ saluran cerna (Perdarahan), Gangguan ginjal, Jangan berikan bila Anak muntah2 dan atau diare |
Bila overdosis, dapat menyebabkan kerusakan hati |
Sindrome Reye (gangguan otak dan hati), iritasi lambung Tidak dianjurkan : Anak < 16 thn, Infeksi virus |
Bonne marrow suppression Reaksi alergi |
TIPS:
- Jangan berikan 2 obat demam misalnya parasetamol dengan ibuprofen atau acetaminophen dengan aspirin.
- Sebaiknya jangan campur acetaminophen dengan phenobarbital (luminal). Dulu, tujuan pemberian fenobarbital untuk mencegah kejang demam, padahal kejang demam tidak dapat dicegah. Di lain pihak, fenobarbital menekan ensim hati yang kerjanya menetralisir acetaminophen sehingga kadar acetaminophen di darah akan meningkatkan dan meningkat pula risiko intoksikasi acetaminophen.
- Jangan berikan aspirin (ASETOSAL/ASPILET) pada anak < 12 tahun. Pada infeksi virus, aspirin akan meningkatkan risiko SINDROM REYE, suatu kondisi berat yang mmenyebabkan gagal hati dan penurunan kesadaran.
9. PERDARAHAN SALURAN CERNA AKIBAT OBAT DEMAM
Pada dasarnya tidak ada obat yang tidak berisiko menimbulkan efek samping. Pemberian obat demam bisa menimbulkan efek samping mulai dari nyeri dan perdarahan lambung (yang paling kerap), hepatitis (kerusakan sel hati yang ditandai dengan peningkatan ensim SGOT dan SGPT, pembengkakan dan rasa nyeri di daerah hati), gangguan pada sumsum tulang (produksi sel darah merah, sel darah putih dan sel trombosit tertekan), gangguan fungsi ginjal, rasa pusing, vertigo, penglihatan kabur, penglihatan ganda (diplopia), mengantuk, lemas, merasa cemas, dan sebagainya
Risiko efek samping perdarahan saluran cerna misalnya, akan meningkat bila kita memakai lebih dari satu obat (misalnya parasetamol dengan aspirin atau parasetamol dengan ibuprofen), pemakaian jangka panjang, atau pemakaian bersama dengan steroid. Di lain pihak, faktor individu juga bisa meningkatkan risiko efek samping ini seperti manula, perempuan, peminum alkohol atau perokok, peminum kopi. Risiko perdarahan juga akan meningkat bila yang bersangkutan sebelumnya memang sudah menderita tukak lambung atau bila ada riwayat perdarahan pada keluarga.